Islam Itu Indah

Lembaran Kasih

Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.

sory kawan2..lama xupdate bloger nie...

Ancaman Bahaya Falsafah | iluvislam.com discover the beauty of islam


Ancaman Bahaya Falsafah | iluvislam.com discover the beauty of islam

Bila Allah Sentuh Hati Dengan HidayahNya



Hidayah itu adalah milik Allah Yang Maha Kuasa. Hanya Dia yang mempunyai kuasa veto berhak memilih siapa sahaja hambaNya untuk diberikan hidayah, berjalan dijalan Islam yang sebenar. Bersyukurlah dengan sepenuh hati milikNya itu andai terasa diri sudah diberi hidayah dariNya. Tiada siapa yang dapat merasainya kecuali dirinya yang telah dipilih Allah itu. Subbhanallah, hebatnya Dia.
Allah, segala pujian hanya untukMu. Tidak puas memuji Dia. Syukur tidak terhingga. Alhamdulillah ya Allah. Andai aku antara orang yang telah dipilihNya, berilah aku kekuatan untuk meneruskan perjalanan ini. Pastinya pahit, namun kaki harus terus melangkah. Pujian hanya untukNya lagi, Tuhan Yang Maha Hebat. Melihat insan-insan sekeliling yang telah diketuk hatinya dengan hidayahMu. Allah..Allah..Allah.. Andai dulu dia seorang yang panas baran, sekarang seperti telah menjadi insan lain. andai dulu dia seorang yang tidak menjaga solat, sekarang menjadi gelisah jika terlewat melakukan solat. Andai dulu dia merempit, sekarang dia telah bergelar ustaz, memberi ceramah di masjid-masjid.. Subhanallah.. Hebatnya Allah... Hebat hidayahNya.. Hanya dengan setitis hidayah, mampu mengubah seseorang menjadi orang yang berbeza... *sebak*
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau kurniakan nikmat kepada mereka; bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat. 
(Surah al-Fatihah, Ayat 6-7).
Dalam diri setiap insan itu pasti ada terdetik niat ingin berubah. Ini kerana fitrah manusia adalah baik. Semua manusia inginkan kebaikan. Carilah hidayah Allah itu..
Benar, hidayah itu milik Allah, namun sebagai hamba kita tidak boleh hanya dengan menunggu hidayah itu datang. Usaha mencari hidayah itu perlu dilakukan!
Bagi yang telah diberi pertunjuk olehNya untuk berubah, teruskan istiQomah, insyaAllah Allah sentiasa bersama. Pahit dalam perjalanan adalah lumrah kerana mahar untuk ke syurga bukannya murah, ia perlukan mujahadah! dan mujahadah itu pahit, kerana syurga itu indah :) moga kita diberi tempat disana nanti, Ameen..
Usah merasa rebah andai ada yang cuba menjatuhkanmu. Itu mungkin salah satu ujian dari Allah. Ingatlah, orang beriman itu pasti akan sentiasa diuji imannya. Yakinlah akan janji Allah, kuatkan diri anda. Allah sentiasa bersama :)
Insan sekeliling, ibubapa, saudara mara, sahabat handai.. Andai ada insan di sekelilingmu yang telah kau sedari perubahan mereka, berilah sokongan. Jangan pula bekerjasama dengan syaitan laknatullah menjatuhkan mereka. Andai hati anda masih belum disentuh, berdoalah, letakkan sepenuh harapan kepada Allah, cari jalan untuk mendapat hidayahNya.


Untuk Calon Suamiku


Untuk Calon Suamiku…..
Bila Allah mengizinkan kita bertemu kelak . . .
Bila Allah mewujudkan takdir pernikahan kita kelak . . .


Dan bila kemudian disaat kita hidup bersama, lantas terlihat sisi salah pada diriku, semoga Allah mengkaruniakanmu kemampuan untuk melihat sisi baikku. Sungguh Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)


Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. bukankah kurang bijaksana bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu? Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.


Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai calon suamiku.


Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.


Duhai Calon Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.


Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.


Ya Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Engkau-lah yang telah menentukan hatiku jatuh pada lelaki ini,
jadikanlah cinta ku pada calon suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.


Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

Adab-Adab Menuntut Ilmu Agama


Alhamdulillah, ramai yang bertanya kepada saya apakah adab-adab untuk menuntut ilmu agama. Ini adalah pertanyaan, atau lebih tepat, perkembangan yang baik di kalangan umat Islam. Untuk menjawab persoalan ini, saya menyusun dua risalah yang ringkas, yang pertama menyentuh adab-adab menuntut ilmu manakala yang kedua adalah unsur-unsur yang dapat merosakkan ilmu.


Adab # 1: Ikhlas dalam menuntut ilmu.
Sepertimana amalan-amalan yang lain, langkah yang pertama adalah keikhlasan diri. Langkah ini merupakan faktor yang amat penting sehinggakan Rasulullah telah memberi amaran:

“Sesiapa yang mempelajari satu ilmu yang sepatutnya dilakukan kerana mencari Wajah Allah, namun dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan keuntungan duniawi, maka dia tidak akan mencium bau syurga pada Hari Kiamat.”

[Maksud hadis riwayat Ibn Hibban dan ia dinilai sahih oleh Syu’aib al-Arna’uth dalam semakannya ke atas Shahih Ibn Hibban (Muassasah al-Risalah, Beirut, 1997), hadis no: 78].


Oleh kerana itu dalam sebuah hadis yang lain, baginda mengingatkan:

“Jangan mempelajari ilmu untuk berbangga-bangga di hadapan para ulama’, atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau untuk memilih majlis yang terbaik (demi mendapat pujian orang). Sesiapa melakukan hal itu maka nerakalah tempatnya.”

[Maksud hadis riwayat Ibn Hibban dengan para perawi yang dipercayai lagi sahih, demikian terang Syu’aib al-Arna’uth dalam semakannya ke atas Shahih Ibn Hibban, hadis no: 77].


Justeru orang yang ingin memahami agama perlu membetulkan niat dan tujuannya. Hendaklah dia melakukannya kerana:
Ingin memperbaiki diri dalam mentauhidkan Allah sebagai merealisasikan bahagian pertama syahdah: “La ilaha illallah”.
Ingin memperbaiki diri dalam mengamalkan sunnah Rasulullah sebagai merealisasikan bahagian kedua syahdah: “Wa anna Muhammad Rasulullah”.
Ingin memperbaiki keadaan umat Islam sebagai merealisasikan tuntutan amar ma’ruf dan nahi mungkar yang merupakan salah satu tuntutan asas agama.
Ingin membela agama Islam daripada fitnah musuh-musuhnya seperti para orientalis dan para pencipta bid’ah.

Sesiapa yang memiliki niat dan tujuan yang betul sepertimana di atas, dia tidak sekali-kali akan terkalah dengan pelbagai cubaan dan fitnah yang mungkin dihadapinya dalam rangka memahami agama Islam. Ini kerana:

“Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (agama) Allah nescaya Allah membela kamu dan meneguhkan tapak pendirian kamu.”
[Maksud surah Muhammad, ayat 7]



Adab # 2: Positif dan Yakin kepada diri sendiri.
Sikap yang positif dan keyakinan diri adalah faktor yang penting untuk mencapai sesuatu tujuan. Faktor ini tidak terpisah bagi sesiapa yang ingin memahami agama yang dicintai ini. Bahkan ketahuilah bahawa sesiapa yang berusaha dengan ikhlas untuk tujuan ini, maka Allah akan membimbingnya, sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami; dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.” [al-Ankabut, ayat 69]


“Pimpinan” Allah boleh wujud dalam pelbagai bentuk, seperti dipertemukan dengan guru yang benar, ditunjuki kepada buku daripada penulis yang jujur, dipersahabatkan dengan orang-orang yang shalih, dibimbing kepada subjek-subjek yang mengikut tertib kepentingannya dan ditanam dalam dirinya akhlak yang mulia apabila berinteraksi dengan ilmu agama. Oleh itu janganlah merasa ragu-ragu atau rendah diri untuk berusaha memahami agama Islam. Yakinilah bahawa Allah akan memimpinnya selagi mana dia ikhlas dan bersungguh-sungguh.



Adab # 3: Bersiap sedia untuk melakukan pengorbanan.
Tidak ada jalan pintas (short cut) untuk memahami agama Islam, maka janganlah mengharapkan kefahaman dalam agama secara serta merta atau melalui jalan yang mudah. Sebaliknya hendaklah bersiap sedia untuk melakukan banyak pengorbanan dari sudut tenaga, masa, kewangan dan kehidupan. Proses menuntut ilmu sememangnya memerlukan banyak pengorbanan dan hal ini diketahui oleh Rasulullah. Oleh itu baginda menjanjikan ganjaran yang besar kepada sesiapa yang melakukan pengorbanan tersebut dengan bersabda, maksudnya:

“Sesiapa yang menempuh satu jalan kerana mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga.”

[Riwayat Muslim dalam Shahihnya (penomboran Fu’ad Abd al-Baqi), hadis no: 2699].

Pengorbanan dari sudut tenaga dan masa adalah berusaha untuk ke kelas-kelas pengajian agama sekalipun kesibukan atau keletihan dengan kuliah di universiti atau kerja di pejabat. Pengorbanan kewangan adalah membelanjakan wang ringgit untuk membeli buku-buku agama yang berkualiti. Ini adalah pengorbanan yang tidak boleh ditinggalkan, dimana setiap yang ingin memahami agama Islam perlu mencintai buku dan berusaha membina koleksi buku-buku agama atau perpustakaan peribadi yang tersendiri.

Namun di antara semua pengorbanan, yang terbesar adalah pengubahsuaian gaya hidup. Tidur perlu dikurangkan, gizi pemakanan perlu dijaga dan aktiviti harian yang sia-sia perlu dihindari. Sedar atau tidak, terdapat banyak aktiviti harian yang sebenarnya adalah sia-sia seperti mengikuti acara sukan, membaca akhbar harian, menonton televisyen dan berbual kosong. Semua ini hendaklah diubah kepada bersukan demi menjaga kesihatan, menelaah akhbar harian sekadar mencari laporan yang bermanfaat, menghadkan tontonan televisyen kepada dokumentari yang ilmiah dan berbual sekadar menyampaikan nasihat. Pengubahsuaian ini akan membuka banyak masa lapang yang dapat dimanfaatkan untuk memahami agama Islam.



Adab # 4: Tidak mengenal titik noktah.
Semua orang yang melazimkan diri berinteraksi dengan ilmu akan mengetahui bahawa ia sentiasa dinamik tanpa mengenal titik noktah. Maka demikianlah juga seharusnya sikap setiap muslimin dan muslimah yang ingin mencari kefahaman agama. Tidak boleh berkata “Saya sudah habis belajar agama” atau “Saya sudah faham Islam”. Sebaliknya hendaklah sentiasa mengkaji dan menganalisa kerana ilmu agama juga adalah sentiasa dinamik. Bak kata pepatah:

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad.”


Perhatikan doa yang diajar oleh Allah kepada Rasulullah, yang bermaksud:

Dan berdoalah dengan berkata: “Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku”. [Ta-Ha, ayat 114]


Perkataan “tambahilah” menunjukkan ilmu itu tidak mengenal batas maksimum, sebaliknya sentiasa dinamik sehingga boleh bertambah dan bertambah.

Memiliki manhaj yang dinamik dalam rangka memahami agama setidak-tidaknya memiliki kepentingan dari dua sudut:

Pertama: Pada masa kini terdapat banyak ajaran yang menyeleweng, setiap darinya berselindung di sebalik slogan “Ahli Sunnah Wal Jamaah” agar kelihatan berada di atas jalan yang benar. Seandainya seseorang itu tergelincir dalam salah satu daripada ajaran yang menyeleweng, sikap dinamiknya yang sentiasa mengkaji dan menganalisa akan mengeluarkan dirinya daripada ajaran tersebut kepada ajaran yang benar.

Kedua: Seseorang yang berusaha memahami agama akan melalui beberapa tahap, daripada tahap kebudak-budakan sehinggalah kepada tahap kedewasaan. Ini kerana dalam rangka melakukan kajian, dia akan menemui banyak perkara baru yang tidak pernah diketahuinya sebelum itu. Penemuan ini akan menjana semangat baru dalam dirinya. Terdapat kemungkinan yang besar semangat tersebut akan mengarah dirinya kepada sikap merasa dirinya amat berilmu (ujub), memandang rendah para ulama’ dan mudah menghukum orang yang tidak sependapat dengannya. Inilah sikap kebudak-budakan yang saya maksudkan.

Di sini manhaj dinamik amatlah perlu dimana sikap yang sentiasa mengkaji dan menganalisa akan mengalih seseorang itu dari tahap kebudakan-budakan ke tahap kedewasaan. Tahap kedewasaan akan mengarah kepada sikap merendah diri berdasarkan keinsafan bahawa ilmu agama sebenarnya amat luas, sikap menghormati para ‘ulama berdasarkan kesedaran bahawa terdapat banyak faktor lain yang mereka pertimbangkan dan terbuka kepada dialog berdasarkan mata yang celik kepada hakikat berbeza pendapat adalah fitrah manusia.



Adab # 5: Mengamalkan ilmu.
Usaha untuk memahami agama Islam bukanlah sekadar class room discussion, akan tetapi ia adalah untuk diamalkan. Ilmu tanpa amalan adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu memperkatakan apa yang kamu tidak melakukannya! Amat besar kebenciannya di sisi Allah - kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya.” [al-Saff, ayat 2-3]


Malah ia adalah faktor yang boleh menyebabkan hati menjadi keras sehingga tidak dapat lagi menerima apa-apa manfaat daripada ilmu. Firman Allah:

“Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum mereka, setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras, dan banyak di antaranya orang-orang yang fasik - derhaka.” [Maksud surah al-Hadid, ayat 16]


Sebaliknya orang yang mengamalkan ilmunya akan ditambahi oleh Allah dengan ilmu dalam pelbagai bentuk. Orang yang berusaha memahami agama Islam akan meningkat keimanannya dan iman itu sendiri adalah apa yang dibuktikan dengan hati, lidah dan perbuatan. Keimanan seperti ini akan ditambahi oleh Allah dengan hidayah-Nya, sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“……sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan hidayah.” [Maksud surah al-Kahf, ayat 13]


Orang yang mengamalkan ilmu juga bererti mengamalkan hidayah yang Allah kurniakan kepadanya. Dengan itu Allah akan menambah hidayah tersebut sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“Dan orang-orang yang menerima hidayah, Allah menambahi mereka dengan hidayah, serta memberi kepada mereka (dorongan) untuk mereka bertaqwa.” [Muhammad, ayat 17] “Dan Allah akan menambahi hidayah petunjuk bagi orang-orang yang menurut jalan petunjuk.” [Maryam, ayat 76]


Orang yang mengamalkan ilmu juga bererti meningkatkan ketaqwaannya, maka dengan itu Allah akan mengurniakan kepadanya al-Furqan yang membolehkan dia membezakan antara yang benar dan batil. Allah akan juga menambahi Rahmat-Nya dan memberikannya cahaya untuk terus berada di atas jalan yang benar. Perhatikan dua firman Allah berikut yang bermaksud:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia mengadakan bagi kamu (al-Furqan) yang membezakan antara yang benar dengan yang salah, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu, serta mengampunkan (dosa-dosa) kamu. Dan Allah (sememangnya) mempunyai limpah kurnia yang besar.” [al-Anfal, ayat 29]

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan tetaplah beriman kepada Rasul-Nya (Muhammad), supaya Allah memberi kepada kamu dua bahagian dari rahmatNya, dan menjadikan bagi kamu cahaya untuk kamu berjalan dengannya, serta diampunkannya dosa kamu; dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” [al-Hadid, ayat 28]




Adab # 6: Berhubung dengan orang yang berhubung dengan ilmu.
Siapa kita berhubung, siapa kita berkawan, memiliki pengaruh yang besar kepada perwatakan diri kita sendiri. Rasulullah pernah mengingatkan, maksudnya:

“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dan
teman yang buruk hanyalah seumpama pembawa minyak wangi dan peniup tungku api seorang tukang besi. Bagi pembawa minyak wangi, boleh jadi sama ada dia memberinya kepada kamu (minyak wangi) atau kamu membeli daripadanya (minyak wangi) atau kamu mendapat bau harum daripadanya. Bagi peniup tungku api seorang tukang besi, boleh jadi sama ada ia akan membakar pakaian kamu (kerana kesan tiupan api) atau kamu mendapat bau yang tidak sedap daripadanya (bau besi).” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadis no: 2628].


Oleh itu sesiapa yang berusaha untuk memahami agama Islam hendaklah sentiasa berhubung dengan orang-orang yang perhubungannya sentiasa bersama ilmu. Mereka adalah orang-orang yang perhatiannya sentiasa kepada al-Qur’an dan al-Sunnah yang sahih, usahanya sentiasa kepada mengkaji kitab-kitab peninggalan para ulama’ dan pemikirannya sentiasa ke arah memperbaiki keadaan umat Islam dan menjaga kemurnian agama Islam.

Di antara mereka ialah para alim ulama’ dan guru-guru, maka hendaklah memuliakan mereka, mendengar nasihat mereka dan mengikuti jejak langkah mereka. Seandainya mereka berbuat salah, hendaklah menasihati mereka secara sopan dan tersembunyi, tidak secara kasar dan terbuka kepada orang ramai. Di antara mereka adalah orang-orang yang dalam proses memahami agama Islam, maka hendaklah menjadikan mereka sebagai sahabat karib, selalu meluangkan masa berkongsi ilmu, bertukar-tukar pendapat dan saling menasihati.



Adab # 7: Berdoa Kepada Allah.
Setiap usaha perlu diikuti dengan doa dan usaha untuk memahami agama Islam tidak terpisah daripada adab ini. Maka hendaklah berdoa kepada Allah dan sebaik-baik doa adalah apa yang diajar oleh Allah dan Rasul-Nya. Antaranya:

“Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.” [Maksud surah al-Fatihah, ayat 6-7]



رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا.

“Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku”. [Ta-Ha, ayat 114]



رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا.

“Wahai Tuhan kami! Kurniakanlah kami rahmat dari sisi-Mu, dan berilah kemudahan-kemudahan serta pimpinan kepada kami untuk keselamatan agama kami.”
[al-Kahf, ayat 10]



رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.


“Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau memesongkan hati kami sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada kami limpah rahmat dari sisi-Mu; sesungguhnya Engkau jualah Tuhan Yang melimpah-limpah pemberian-Nya.”
[Ali Imran, ayat 8]


اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ

تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ

تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.

“Ya Allah, Tuhan Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil, Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan yang Maha Mengetahui semua yang ghaib dan nyata. Engkaulah yang akan menghakimi para hamba-Mu mengenai apa sahaja yang mereka perselisihkan. Dengan izin-Mu berilah aku petunjuk memilih kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan. Engkaulah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”
[Shahih Muslim, hadis no: 77].


Demikian tujuh adab yang dapat saya ringkaskan daripada sekian banyak adab untuk menuntut ilmu. Diharapkan adab-adab di atas bermanfaat untuk setiap orang, termasuk diri saya sendiri. Selain tujuh adab tersebut, setiap orang yang berusaha untuk memahami agama Islam perlu berwaspada kepada unsur-unsur yang boleh merosakkannya. Unsur-unsur tersebut akan saya jelaskan dalam penulisan yang seterusnya insya-Allah.

~I LoVe RASULULLAH S.A.W~


1. Minum 2 gelas air setelah bangun tidur dpat membersihkan organ-organ internal. 2. Minum segelas air 30 minit sebelum makan dapat membantu fungsi seluruh pencernaan + ginjal 3. Minum segelas air sebelum mandi dapat menurunkan tekanan darah 4. Minum segelas air sebelum tidur dapat mencegah stroke + serangan jantung

♥ 12 BARISAN MANUSIA ...MENUJU KE AKHIRAT ♥


Barisan pertama: Di iringi dari kubur dlm keadaan tidak bertangan & berkaki . keadaan ini dijelaskan melalui seruan Allah S.W.T : "Mereka orang2 yg menyakiti hati jiran sewaktu hidup mereka. Mereka yg sombong & tidak berbuat kebaikan kepada jiran tetangga akan mendapat kehinaan didunia maupun di akhirat". Firman Allah 'aku akan memalingkan hati orang yg sombong serta takbur di muka bumi ini dengan tiada alasan yang benar dari (memahami) ayat2 ku(yg menunjukkan kekuasaan ku),itulah balasan & tempat kembali mereka adalah neraka". Barisan ke-2: Di iringi dari kubur dlm bentuk babi hutan datang seruan Allah "mereka orang yg meringan2kan solat sewaktu hidup,sesungguhnya orang yg memelihara solat 5 waktu akan dihindari dari siksa kubur sebaliknya, mereka yg mengabaikan maka waktu dia mati, Mayatnya akan dihimpit oleh liang lahat sehingga berselisih tulang rusuk." Rasulullah saw bersabda "sesungguhnya seorang hamba apabila dia berdiri untuk bersolat,maka di letakkan semua dosanya di atas kepala & kedua2 bahunya, maka setiap kali dia rukuk atau sujud, berjatuhanlah dosa2 itu. Barisan ke-3: Di iringi dari kubur dgn bentuk keldai & perut penuh ular serta kala jengking "mereka adalah orang yg enggan membayar zakat ketika hidupnya walaupun pada ketika itu mereka tergolong dlm orang yg berkemampuan. Inilah balasannya & tempat kembali mereka adalah neraka. Barisan ke-4: Diiringi dari kubur dlm keadaan darah memancut keluar dari mulut "Mereka adalah antara orang yg suka berdusta ketika berjual beli. Berniagalah dengan jujur serta amanah agar hasil yg diperoleh datang dari sumber yg halal. Barisan ke-5: Diiringi dari kubur dalam keadaan berbau busuk seperti bangkai ketika itu Allah menurunkan angin sehingga bau busuk itu menganggu ketenteraman padang mahsyar. "Mereka ini adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka, takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula takut kepada Allah. inilah balasannya & tempat mereka juga adalah neraka. Barisan ke-6: Diiringi dari kubur dengan keadaan kepala terputus dari badan mereka adalah orang yg dahulunya menjadi saksi palsu. Barisan ke-7: Diiringi dari kubur tanpa lidah tetapi mengalir darah & nanah dari mulut mereka. Mereka ini adalah orang yg enggan memberi kesaksian kebenaran. Barisan ke-8: Diiringi dari kubur dlm keadaan terbalik,kepala kebawah & kaki ke atas. Mereka adalah orang yg melakukan zina. Tempat mereka juga adalah di neraka. Sabda rasulullah "tiada bersunyi2an antara seorang lelaki & wanita,melainkan wujudnya syaitan sebagai orang ketiga antara mereka". Barisan ke-9: Diiringi dari kubur dengan wajah hitam & bermata biru, sementara dlm diri mereka penuh dengan api gemuruh mereka adalah orang yg makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sepatutnya. Barisan ke-10: Diiringi dari kubur dlm keadaan tubuh berpenyakit sopak & dipenuhi kusta. Mereka ini adalah orang yg derhaka kepada ibu bapa sewaktu hidupnya. Barisan ke-11: Diiringi dari kubur dlm keadaan buta,gigi panjang seperti tanduk lembu jantan,bibir terjuih hingga ke dada & lidah terjulur hingga ke perut serta keluar pelbagai kotoran yg menjijikkan. Mereka ini adalah orang yg minum arak sewaktu hidupnya. Barisan ke-12: Diiringi dari kubur dengan wajah bersinar2 seperti bulan purnama. mereka melalui titian Siratulmustakim seperti kilat. Datang suara dari sisi Allah yang memaklumkan "mereka semasa hidupnya adalah orang yg beramal salih & melakukan kebaikan. Mereka juga menjauhi perbuatan derhaka, memelihara solat lima waktu & meninggalkan dunia dalam keadaan bertaubat. Inilah balasan mereka & tempat kembali mereka adalah syurga, beroleh keampunan, kasih sayang & keredhaan Allah S.W.T" BACALAH YASSIN RASULULLAH s.a.w telah bersabda yang bermaksud: "Bacalah surah Yassin kerana ia mengandungi keberkatan", iaitu: 1. Apabila orang lapar membaca surah Yaasin, ia boleh menjadi kenyang. 2. Jika orang tiada pakaian boleh mendapat pakaian. 3. Jika orang belum berkahwin akan mendapat jodoh. 4. Jika dalam ketakutan boleh hilang perasaan takut. 5. Jika terpenjara akan dibebaskan. 6. Jika musafir membacanya, akan mendapat kesenangan apa yang dilihatnya. 7. Jika tersesat boleh sampai ke tempat yang ditujuinya. 8. Jika dibacakan kepada orang yang telah meninggal dunia, Allah meringankan siksanya. 9. Jika orang yang dahaga membacanya, hilang rasa hausnya. 10. Jika dibacakan kepada orang yang sakit, terhindar daripada penyakitnya. 11. Rasulullah s.a.w bersabda: "Sesungguhnya setiap sesuatu mempunyai hati dan hati al-Quran itu ialah Yassin. Sesiapa membaca surah Yassin,nescaya Allah menuliskan pahalanya seperti pahala membaca al-Quran sebanyak 10 kali. 12. Sabda Rasulullah s.a.w lagi, "Apabila datang ajal orang yang suka membaca surah Yassin pada setiap hari, turunlah beberapa malaikat berbaris bersama Malaikat Maut. Mereka berdoa dan meminta dosanya diampunkan Allah, menyaksikan ketika mayatnya dimandikan dan turut menyembahyangkan jenazahnya". 13. Malaikat Maut tidak mahu memaksa mencabut nyawa orang yang suka membaca Yaasin sehingga datang Malaikat Redwan dari syurga membawa minuman untuknya. Ketika dia meminumnya alangkah nikmat perasaannya dan dimasukkan ke dalam kubur dengan rasa bahagia dan tidak merasa sakit ketika nyawanya diambil. 14. Rasulullah s.a.w bersabda selanjutnya: "Sesiapa bersembahyang sunat dua rakaat pada malam Jumaat, dibaca pada rakaat pertama surah Yaasin dan rakaat kedua Tabaroka. Allah jadikan setiap huruf cahaya di hadapannya pada hari kemudian dan dia akan menerima suratan amalannya di tangan kanan dan diberi kesempatan membela 70 orang daripada ahli rumahnya tetapi sesiapa yang meragui keterangan ini, dia adalah orang-orang yang munafik. Sesiapa yang menerima mesej ini tolong forwardkan kepada teman seagama yang lain. Wallahualam~

INSYALLAH


Sabda Rasulullah SAW dalam hadis Riwayat Muslim, "Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang solehah." Ramai manusia menisbahkan kemulian wanita pada kecantikan semata-mata. Ada juga yang menisbahkan kemuliaan mereka pada kekayaan, dan tidak kurang juga pada keturunan. Tetapi ini semua adalah penilaian oleh insan yang buta mata hatinya. Sesungguhnya kemuliaan semua makhluk Allah SWT adalah terletak pada tahap ketaqwaan kepada Allah SWT. Wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa. Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan wanita, walaupun mereka diselubungi kelemahan, tapi teriakan mereka mampu merubah segalanya. Kerana itulah sebagai anak, dia perlu menjadi anak yang solehah. Manakala sebagai isteri, dia menjadi isteri yang menyenangkan dan menenangkan hati suaminya. Sebagai ibu pula, dia akan mendidik anaknya dengan penuh kasih dan sayang. Firman Allah SWT dalam surah An-Nisa' ayat ke-24 yang bermaksud, "Barangsiapa yang mengerjakan amalan yang soleh baik lelaki mahupun wanita sedang ia seorang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." Dalam Islam wanita amat dihormati dan dihargai peranannya. Sebagaimana eratnya hubungan siang dan malam yang saling melengkapi, begitu juga lelaki dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi. Setiap lelaki dan wanita memiliki tugas-tugas dan kewajipan-kewajipan yang berlainan, sesuai dengan fitrah masing-masing. Namun, matlamat hidup setiap lelaki dan wanita adalah sama, iaitu mencari keredhaan Allah SWT. Rasulullah SAW telah memerintahkan supaya kaum wanita diperlakukan menurut fitrah ia dijadikan sebagaimana dalam sabdanya yang bermaksud, "Berlaku baiklah terhadap kaum wanita lantaran mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok adalah bahagian yang teratas, jika kamu cuba untuk meluruskannya kamu akan mematahkannya dan jika kamu membiarkannya ia akan tetap bengkok, maka berlaku baiklah terhadap kaum wanita kamu." - Hadis Riwayat Al-Bukhari dan Muslim

KISAH KAWAN SAHABAT KARIB


Kawan sgt bermakna bagi aku..

Aku menghargai setiap org yg berkawan dgn aku..

Nota ini ku tulis pada mu kawan sebagai luahan dan tanda terima kasih atas persahabatan kita..

1) Perkenalan kita adalah sejarah bagi kita..Mungkin kita masih ingat..mungkin kita lupa..senyuman kamu itu adalah suatu kebanggaan bagi aku..Aku tidak meminta lebih sebagai sorg kawan cukup dengan ucapan "YA,AKU SUDI BERKAWAN DGNMU"

2) Perkembangan kita sebagai kawan itu sgt terindah..kesetiaan,,kemuliaan dan kebaikan itu adalah tanggungjawab kita..Aku tidak meminta lebih sebagai sorg kawan cukup sekadar terimalah aku seadanya sebagai sorg kawan..

3) Kawan bertukar kepada sahabat...makin syg aku pada kamu semua..tiada yg terbaik selain kalian..Aku tidak meminta lebih sebagai sorg sahabat cukup sekadar aku gembira melihat kau gembira..

4) Masalah kita adalah masalah bersama..Aku sanggup berkorban masa dan tenaga demi melihat org lain dibantu..Aku tidak meminta lebih sebagai sorg sahabat cukup sekadar percaya pada diriku..

5) Kerenggangan adalah suatu kekecewaan..Persahabatan yg dibina sekian lama terpisah kerana masalah-masalah..Namun aku percaya,,kau akan dpt yg terbaik apabila tidak bersama aku..Aku tidak meminta lebih sebagai seorg sahabat melainkan senyuman padaku..

6) Andai aku melakukan kesilapan..tegurlah aku..berikan aku nasihat..Aku tidak meminta lebih sebagai seorg sahabat,,melainkan kemaafan yg ikhlas dr hatimu..

7) Dengarlah luahan hati ini :

Aku tak minta dipuji melangit..aku tak minta didekati dgn serapatnya..Aku tak minta utk sentiasa bersama..namun cukuplah sekadar menghargai diri ini sebgai sorg sahabat..

Aku telah melakukan pertolongan seikhlasnya buat kamu sahabat,,aku menganggap kesemuanya adalah sahabat aku..mungkin ianya perkara kecil,,namun ianya besar bagi aku kerana aku bnyk menghabiskan masa padamu..mungkin kadangkala kita tidak nampak perkara sebegini,,namun hnya org tertentu sahaja yg tahu..niatku baik utk membantu,,namun ada yg salah menafsirkan pertolongan itu..aku x minta utk dikenali,cukup kamu tertolong dgn masalah kamu..Untuk pertama kali dlm hidup,,aku bnyk menghabiskan masa dgn memikirkan orang lain..sehingga diri aku terabai..namun aku percaya,menolong org lebih besar faedahnya...namun kdgkala apa yg diharapkan tidak sama...

disebabkan satu kesalahan kita seolah disalahkan bertalu-talu..begitu jatuhnya semangat aku..dan begitu sesalnya diri aku kerana kesalahan itu..diluar aku nampak ceria..namun dihati hanya Allah yg tahu..aku x pernah membnci org yg berkata ttg aku,,kerana bagi aku apa yg dikata itu adalah betul..dan skrg aku masih berusaha melicinkan kesalahan aku dgn meminta maaf..namun,,tetap tiada jawapan..Jika benar tiada ruang kemaafan bagi aku,,terima kasih kerana telah bersahabat dgn aku walau seketika....kdgkala rasa kecwa kerana kita asyik berfikir ttg org,,namun org x berfikir ttg kita pun..

Namun,aku tahu semua ini ada hikmahnya..terima kasih sahabat2 yg bnyk memberi semangat padaku..teringat kata2 sahabat dulu,,terima kasih kerana membantu..cukup sekadar itu,memberi senyuman pada aku kerana dapat membantu walaupun sedikit..skrg,,dugaan ini masih baru..mungkin jiwa masih x stabil,,fizikal dan mental x sekuat mana..mungkin aku belum dewasa..benar kata2 org tu..namun aku redha yg aku dilahirkan mempunyai semngt rasa cintakan pd sahabat2 aku..walaupun rasa cinta mereka berlainan padaku..

Luahan hati x pernah menipu..inilah luahan hati aku..

Atas nama Khairee Sahil..

dia bukan seorg yg baik..

dia bukan sorg yg rajin..

dia bukan sorg yg sentiasa mnjaga kata..

dia bukan sorg yg patut diberi puji..

dia hnya manusia yg sama seperti semua..

dia hnya manusia yg menerima apa sahaja yg dikatakan org..

dia menggunakan sifat sabar sebagai jalan..

dia mudah memaafkan manusia..

dia menerima apa jua sifat baik atau buruk menjadi kwn dia..

kerana aku lebih mengenali diri aku daripada kamu..

~~Syukur aku x sendiri..aku masih ada kluarga dan aku masih ada org2 yg berada dismpingku iaitu sahabat-sahabat terbaik aku..mungkin dgn kata-kata aku,,cara aku membuat kamu terasa..aku meminta maaf...beri ruang dan masa utk aku membina diri..kalau berjmpa dgn aku,,senyum sahaja itu sudah memadai..kerana senyum dibibirku xkn aku lepaskan sehinggalah penghujung nyawaku..Perjalananku masih jauh dan memerlukan sahabat dalam hidupku kerana sahabat adalah utk selamanya..~~

Islam agama sejagat



ISLAM! Satu agama yang menekankan konsep ketuhanan yang satu, berasaskan ajaran yang terkandung di dalam kitab suci al-Quran, iaitu satu-satunya kitab yang terpelihara daripada sebarang bentuk kesilapan.


Mereka yang memeluk Islam diiktiraf sebagai golongan terbaik. Ini diakui sendiri Allah melalui firman-Nya, bermaksud: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah." (Al-Quran, surah Ali-Imran: 110)






Sinar Islam terpancar di seluruh penjuru dunia. Selagi tempat itu dihuni manusia, demikianlah cahaya kebenaran itu menerangi hati masyarakatnya.


Begitupun, Islam paling berpengaruh di benua Afrika dan rantau Timur Tengah, termasuk di beberapa negara benua Asia.


Komuniti besar juga dijumpai di China, Semenanjung Balkan di Eropah Timur dan Russia, yang dulunya kebal dengan anasir komunisme. Tidak ketinggalan di Eropah Barat yang bertunas melalui kumpulan imigran Muslim.


Hari ini dianggarkan ada kira-kira 1.8 bilion umat Islam, dengan 20 peratus tinggal di negara Arab, 30 peratus di wilayah dan perbatasan sebelah India manakala 15.6 peratus adalah Indonesia, iaitu negara paling ramai masyarakat Islam.


Secara umum orang Islam terbahagi kepada dua denominasi besar, Sunni (85 peratus) dan Syiah (15 peratus), namun mereka teguh bernaung di bawah kepercayaan yang satu, malah ibadatnya serupa.


Jumlah yang sangat besar itu sekali gus menjadikan Islam menjadi agama kedua terbesar di dunia, selepas Kristian.


Suburnya Islam ibarat 'cendawan selepas hujan' hasil dakwah dan perjuangan yang dipelopori junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w, nabi terakhir bagi manusia.


Realiti ini membuktikan Islam agama yang sesuai dan semakin diterima sekalian manusia, tidak mengira jantina, usia dan taraf kedudukan, baik miskin atau kaya, selagi mengakui tuhannya Allah dan Nabi Muhammad s.a.w Rasulullah.


Tetapi apabila sudah besar, muncul pula perselisihan. Bukan sekadar urusan keduniaan, malah persoalan seperti untuk siapa dan milik siapa Islam ini, bahkan siapa yang layak memartabatkannya juga diperdebatkan.


Malah, tidak keterlaluan jika dikatakan, bermula daripada bibit kecil itu tercetus pertikaman lidah, tuduh menuduh dan saling mempelekehkan, sehingga terbawa-bawa kepada isu terkeluar daripada Islam yang sebenar, dek kerana terkeliru.


Penyandang Kursi Abdullah Fahim di Institut Islam Hadhari, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Prof Datuk Dr Ismail Ibrahim, menegaskan Islam yang diturunkan Allah melalui Rasul-Nya sebenarnya untuk semua manusia.


Menurutnya, sesiapapun berhak menganut agama suci itu dan tiada sebarang sekatan dalam hal ini, termasuk untuk mengamalkan ajaran Islam dan memperjuangkannya.


Nabi bersabda bermaksud: "Sesiapa mengajak kepada petunjuk, baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikuti (ajakan)nya, tidak dikurangi sedikitpun daripada pahala-pahala mereka." (Hadis riwayat Muslim)


Beliau berkata, sekiranya masyarakat menyelusuri sejarah, Islam wujud semenjak zaman Nabi Adam a.s lagi, kemudian ia berterusan kepada nabi dan rasul selepas baginda.


"Cuma selepas Nabi Ibrahim a.s, banyak pihak yang meninggalkan ajaran Islam sehingga menyembah berhala, menyekutukan Allah.


"Akhir sekali datang Nabi Muhammad s.a.w membawa Islam iaitu Islam yang dibawa yang sama dari dulu.


"Cuma dakwah Nabi Muhammad ini berbeza sedikit dengan nabi sebelumnya, kerana nabi sebelumnya membawa ajaran untuk kaum tertentu saja.


"Baginda s.a.w pula membawa ajaran Islam untuk semua manusia, tidak terbatas di negara Arab dan kaum tertentu saja.


"Islam seluruhnya adalah komuniti yang paling besar dan kerana itu dalam solat, ibadat puasa, hatta menunaikan haji juga di tempat yang sama iaitu di Tanah Suci Makkah.


"Melalui ibadat ini menjelaskan kepada masyarakat, umat Islam adalah satu dan kita harus bersatu," katanya.


Beliau juga menegaskan, Islam adalah milik semua pihak yang mengaku Nabi Muhammad s.a.w adalah nabi terakhir, mengucap kalimah syahadah dan tidak murtad, iaitu selagi tidak menyatakan keluar daripada Islam.


"Apabila mengatakan solat tidak wajib, terkeluarlah daripada Islam dan kalau melakukan maksiat sekalipun, selagi tidak menafikan kewajipan dalam beragama, masih dikira Islam," katanya.


Lima ahli hadis meriwayatkan daripada Tamim ad-Darimi dari Nabi s.a.w, baginda bersabda, (maksudnya): "Agama adalah nasihat." Kami bertanya: "Untuk siapa?" Nabi s.a.w menjawab: "Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, ulama umat Islam dan umat Islam secara keseluruhannya."


Orang Islam mempercayai Allah mewahyukan al-Quran kepada Nabi Muhammad s.a.w, melalui malaikat Jibril serta menjunjung tinggi al-Quran dan sunnah sebagai sumber asas dalam kehidupan, sama ada membabitkan politik, ekonomi, pendidikan dan hal ehwal kemasyarakatan, selain mengambil hukum melalui ijmak, qias dan ijtihad.


Sebagaimana fahaman lain yang mempunyai tatacara, Islam juga tidak terlepas daripadanya, malah rangkuman tiga segmen; ketuhanan (tauhid), peribadatan (syariah) dan nilai (akhlak), menjadikannya ajaran yang lebih tersusun.


Ringkasnya, umat Islam perlu mematuhi lima prinsip yang disebut Rukun Islam, gabungan ketiga-tiga segmen terbabit.


Bagi umat Islam, walaupun Nabi Muhammad yang membawa ajaran Islam, mereka tidak menganggap baginda pengasas agama baru, tetapi sebagai rasul mengembalikan semula ajaran asal ketuhanan yang satu Nabi Ibrahim, Musa, Isa dan sekalian nabi a.s.


Dr Ismail berkata, dalam soal ini tidak berbangkit lagi persoalan sama ada sesetengah pihak itu Islam atau terkeluar daripada Islam, selagi dia mematuhi prinsip terbabit.


"Islam bukan untuk orang Melayu atau Arab sahaja. Michael Jackson pun kalau dia mengucap kalimah syahadah, dia juga orang Islam," katanya.

Prinsip ketaatan, syura dan sikap raja-raja


Ali Bukhari Amir


Ketika Ratu Balqis menerima sepucuk surat daripada Raja Sulaiman a.s, ratu itu telah bermesyuarat terlebih dahulu dengan mengumpulkan pendapat berhubung pendirian yang harus ditegakkan untuk mendepani seruan Tauhid oleh raja Bani Israel tersebut.

Ratu Balqis menyedari akan perihal kekuatan bala tentera Raja Sulaiman. Ratu telah mendengar kekuasaan dan kekuatan Raja Sulaiman itu bukan calang-calang. Bani Israel itu pernah ditakluk Jalut. Kemudian dibangkitkan Talut untuk mendepani Jalut.

Setelah itu, Jalut terbunuh oleh salah seorang tentera bernama Daud. Dan dengan kerana itulah Daud akhirnya diangkat sebagai raja yang bijaksana. Kini, anaknya Sulaiman telah mengambil takhta dan kedudukannya sebagai raja Bani Israel yang baru.

Ratu Balqis pernah mendengar kehebatan Daud. Baginda boleh melembutkan besi keras dengan tangannya. Tetapi, Daud juga gemar bersuluk sendirian menyanyikan lagu pujian kepada Tuhan dengan kitab Zabur (Mazmur).

Suaranya yang gemersik itu menyebabkan haiwan dan burung-burung yang berterbangan menjadi jinak, terpaku lalu ikut sama bertasbih mengelilingi Daud tatkala gurindam lagu pujian kemesraan kepada Tuhan itu didendangkan.

Pada zaman anak Daud, iaitu Sulaiman, burung-burung itulah yang menjadi bala tentera anak-anaknya. Sulaiman memahami jalan bahasa haiwan.

Dan, tadi Ratu Balqis telah menerima sepucuk surat daripada burung Hud Hud yang kini diangkat sebagai 'wartawan ' baru bagi mewakili Raja Sulaiman itu.

Ratu mula bermesyuarat

Lalu bermesyuaratlah baginda sang ratu bersama-sama para pembesarnya guna mencari keputusan dan mencapai kata sepakat berhubung isi kandungan surat Raja Sulaiman itu.

"Aku penyembah matahari walhal Sulaiman menyembah Tuhan yang tidak kelihatan, tak dapat dicapai pancaindera," si ratu berbisik sendirian sambil menunggu kehadiran para pembesar. "Agama kedua-dua kerajaan ini berbeza."

Balqis melihat surat Sulaiman itu berulangkali. Pada awal-awal surat itu tertulis nama Allah, Tuhan Raja Sulaiman yang bersifat pemurah, penyayang dan mengasihani.

"Apakah Sulaiman itu juga bersifat penyayang seperti Tuhannya?" hatinya berbunga dan dia tersenyum sendirian.

Para pembesar sudah bersedia mendengarkan titahnya. Tetapi, baginda ratu bukanlah watak yang suka menitahkan hal-hal yang tidak masuk akal dan baginda tidak akan melangkah lebih jauh membuat keputusan tanpa mengambilkira pendapat para pembesarnya.

"Sesungguhnya surat itu dari Nabi Sulaiman, dan kandungannya (seperti berikut): 'Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani,

"Bahawa janganlah kamu meninggi diri terhadapku, dan datanglah kamu kepadaku dengan menyerah diri (beriman dan mematuhi ajaran ugama Allah).

Raja perempuan itu berkata lagi: "Wahai ketua-ketua kaum, berilah penjelasan kepadaku tentang perkara yang aku hadapi ini; aku tidak pernah memutuskan sesuatu perkara sebelum kamu hadir memberi pendapat dan mempersetujuinya."

Mereka menjawab: Kita adalah orang-orang yang kuat gagah dan amat berani merempuh peperangan; dan perkara itu (walau bagaimanapun) terserahlah kepadamu; oleh itu fikirkanlah apa yang engkau hendak perintahkan.

Raja perempuan itu berkata: "Sesungguhnya raja-raja, apabila masuk ke sebuah negeri, mereka merosakkannya, dan mereka menjadikan penduduknya yang mulia hina-dina; dan sedemikian itulah mereka akan lakukan.

"Dan bahawa aku hendak menghantarkan hadiah kepada mereka, kemudian aku akan menunggu apakah balasan yang akan dibawa balik oleh utusan-utusan kita." [Surah an-Naml: ayat 30 - 35]

Sikap sang Ratu patut diteladani
Baginda sang ratu mengutamakan pandangan pembesar, pemimpin kaum dan rakyat jelata sebelum menitahkan sesuatu. Daulat sang ratu terletak di atas restu, suara, pendapat, pandangan rakyat yang mewakili jiwa, ruh serta pemikiran bangsa.

Baginda tidaklah sesuka hati membuat keputusan tanpa merujuk orang-orang di sekelilingnya terlebih dahulu. Sikap dan pendirian ini sangat Islami dan cenderung ke arah pendirian Tauhid walaupun baginda sang ratu bukannya memeluk agama Tauhid. Allah s.w.t merakam pendirian Balqis ini sebagai contoh teladan kepada raja-raja dan pemerintah.

Kedua, dalam fikiran ratu sudah tersemat andaian dan sepekulasi bahawa raja-raja zalim akan selalu merosakkan negeri lalu menyebabkan orang yang paling mulia menjadi hina-dina.

Dengan penuh hati-hati, walaupun diasak oleh para pembesar untuk berperang, maka Balqis tetap menolak saranan supaya kerajaannya berperang dengan kerajaan Sulaiman. Baginda bimbang nasib rakyat jelata yang lebih banyak terkorban.

Lalu baginda ratu memilih jalan perdamaian dengan mengirimkan hadiah sebagai cara melihat tindak-tanduk Raja Sulaiman apabila melihatkan hadiah-hadiahnya yang serba mewah dan barang perhiasan yang berkilauan bak mutiara itu.

Maka apabila (utusan pembawa hadiah itu) datang mengadap Nabi Sulaiman, berkatalah Nabi Sulaiman (kepadanya): "Tidaklah patut kamu memberikan kepadaku pemberian harta-benda, kerana apa yang telah diberikan Allah kepadaku lebih baik dari apa yang telah diberikanNya kepada kamu; (bukan aku yang memandang kepada pemberian hadiah) bahkan kamulah yang bergembira dengan hanya kekayaan yang dihadiahkan kepada kamu (atau yang kamu hadiahkan dengan perasaan megah).

"Kembalilah kepada mereka, (jika mereka tidak juga mahu beriman) maka demi sesungguhnya Kami akan mendatangi mereka dengan angkatan tentera yang mereka tidak terdaya menentangnya, dan kami akan mengeluarkan mereka dari negeri Saba' dengan keadaan hina, menjadi orang-orang tawanan."

Giliran Raja Sulaiman bermesyuarat

Nabi Sulaiman berkata pula (kepada golongan bijak pandainya): "Wahai pegawai-pegawaiku, siapakah di antara kamu yang dapat membawa kepadaku singgahsananya sebelum mereka datang mengadapku dalam keadaan berserah diri memeluk Islam?"

Berkatalah Ifrit dari golongan jin: "Aku akan membawakannya kepadamu sebelum engkau bangun dari tempat dudukmu, dan sesungguhnya aku amatlah kuat gagah untuk membawanya, lagi amanah."

Berkata pula seorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dari Kitab Allah: "Aku akan membawakannya kepadamu dalam sekelip mata!" Setelah Nabi Sulaiman melihat singgahsana itu terletak di sisinya, berkatalah ia: "Ini ialah dari limpah kurnia Tuhanku, untuk mengujiku adakah aku bersyukur atau aku tidak mengenangkan nikmat pemberianNya. Dan sesiapa yang bersyukur maka faedah syukurnya itu hanyalah terpulang kepada dirinya sendiri, dan sesiapa yang tidak bersyukur (maka tidaklah menjadi hal kepada Allah), kerana sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, lagi Maha Pemurah."

Nabi Sulaiman berkata pula (kepada orang-orangnya): "Ubahkanlah keadaan singgahsananya itu, agar kita melihat adakah ia dapat mencapai pengetahuan yang sebenar (untuk mengenal singgahsananya itu) atau ia termasuk dalam golongan yang tidak dapat mencapai pengetahuan yang demikian."

Maka ketika ia datang mengadap, Nabi Sulaiman bertanya kepadanya: Serupa inikah singahsanamu?" Ia menjawab: "Boleh jadi inilah dia; dan kami telah diberikan ilmu pengetahuan sebelum berlakunya (mukjizat) ini, dan kami pula adalah tetap berserah diri (menjunjung perintah Allah)."

Dan ia dihalangi (daripada memeluk Islam pada masa yang lalu): apa yang ia pernah menyembahnya (dari benda-benda) yang lain dari Allah; sesungguhnya adalah ia (pada masa itu) dari puak yang kafir.

(Setelah itu) dikatakan kepadanya: "Dipersilakan masuk ke dalam istana ini." Maka ketika ia melihatnya, disangkanya halaman istana itu sebuah kolam air, serta dia pun menyingsingkan pakaian dari dua betisnya. Nabi Sulaiman berkata: "Sebenarnya ini adalah sebuah istana yang diperbuat licin berkilat dari kaca". (Mendengar yang demikian), Balqis berdoa: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diri sendiri dan (sekarang aku menegaskan) aku berserah diri memeluk Islam bersama-sama Nabi Sulaiman, kepada Allah Tuhan sekalian alam." [An-Naml: 36 - 44]

Rendah diri Sulaiman a.s
Apabila ada kalangan rakyatnya yang berjaya pindahkan singgahsana Ratu Balqis itu, Raja Sulaiman memuji dan bersyukur kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya kerana diberikan rakyat yang gagah perkasa dan taat pula pada perintahnya.

Raja Sulaiman berikhtiar keras menimbulkan rasa kagum dalam hati pihak yang didakwahnya agar baginda ratu itu berasa tertarik kepada agama Tauhid.

Antaranya ialah dengan cara mengambil singgahsana Ratu Balqis itu. Singgahsana lambang kepada kekuasaan seseorang raja. Apabila singgahsana raja boleh dialihkan, bererti pihak yang mengalihkan singgahsana itu tentunya memiliki kekuasaan yang lebih, mengatasi kerajaan yang lain.

Paling penting, baik Raja Sulaiman dan Ratu Balqis, kedua-duanya melakukan musyawarah terbuka bersama para pembesar serta rakyat untuk mencari buah fikiran yang berguna dalam menangani masalah kenegaraan dan urusan dakwah.

Taat terangkat selepas musyawarah
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyerahkan segala jenis amanah kepada ahlinya (yang berhak menerimanya), dan apabila kamu menjalankan hukum di antara manusia, (Allah menyuruh) kamu menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah dengan (suruhanNya) itu memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi sentiasa Melihat.

Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang yang berkuasa) dari kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) RasulNya - jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya. [Surah an-Nisa': ayat 58 - 59]

Dalam konteks pemerintahan Islam, ketaatan kepada pemerintah, raja-raja itu didahului oleh musyawarah bersama rakyat. Maka, dalam konteks Alam Melayu yang mana Melayu itu beragama Islam, maka perihal ketaatan kepada raja-raja itu mesti dirujuk kepada musyawarah terlebih dahulu.

Raja-raja, pembesar dan pemerintah perlu bermesyuarat mengambil pandangan, membuka ruang terbuka untuk mengambil undi rakyat jika mahu menaikkan pemimpin atau menjatuhkan mereka.

Demikianlah juga.. jika ada pemerintah yang lompat partinya, maka hendaklah rakyat yang terlebih dahulu diminta kata putus persetujuannya. Pendek kata, apa-apa pun projek kenegaraan, menaikkan dan menjatuhkan pemerintahan dan lompat parti, perlulah mendapatkan pandangan umum rakyat terlebih dahulu sebelum berbicara lanjut mengenai ketaatan.

Ini kerana, menurut surah an-Nisa', hal prinsip ketaatan (ayat 59) DIDAHULUI nas yang terkait dengan prinsip penyerahan urusan amanah pemerintahan kepada semua rakyat (ayat 58). Wallahu'alam..

Kisah Nabi Sulaiman & Jin & Ratu Balqis


Dalam kisah Nabi Sulaiman a.s, diceritakan bahawa baginda mengajak seorang Ratu (pemerintah) dari sebuah negeri untuk mengikuti agamanya, iaitu hanya menyembah Allah s.w.t dan bukan yang lain (maksud al-Quran, surah al-Naml: 10-44).

Negeri itu adalah Saba dan Ratunya bernama Balqis. Kisah tentang negeri Saba dan penduduknya terdapat di dalam al-Quran, iaitu surah Saba ayat 15-21. Surah Saba diturunkan di Mekah, mengandungi 54 ayat. Dinamakan surah Saba (perihal penduduk Saba), kerana kisah mereka ada disebutkan pada ayat-ayat 15 hingga 21. Pada awal surah ini, Allah menegaskan bahawa segala puji bagi-Nya kerana Dialah yang menciptakan dan menguasai seluruh alam, dan Dialah yang maha melimpah nikmat-Nya dan rahmat-Nya kepada sekalian makhluk-Nya di alam kehidupan ini, dan yang maha melimpah nikmat-Nya dan rahmat-Nya kepada orang-orang beriman pada hari akhirat.

Setelah menolak fahaman kaum kafir musyrik yang menentang Nabi Muhammad s.a.w dan yang tidak percayakan kedatangan hari kiamat, dan setelah menerangkan keistimewaan-keistimewaan yang telah diberikan kepada nabi-nabi yang telah lalu, maka Allah s.w.t memberi amaran kepada golongan musyrik itu, sekiranya mereka masih berdegil dengan kekufuran, maka mereka akan dibinasakan sebagaimana penduduk negeri Saba yang telah dibinasakan kerana mereka kufur ingkar.

Kemudian Allah s.w.t menujukan firman-Nya kepada Nabi Muhammad s.a.w dan menerangkan bahawa baginda adalah diutus kepada umat manusia seluruhnya sebagai Rasul pembawa berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan pemberi amaran kepada orang-orang yang ingkar.

Sebagai penutup, digambarkan keadaan orang-orang yang bersalah pada hari kiamat. Mereka kelihatan cemas takut dan gerun gementar apabila menyaksikan azab seksa yang disediakan untuk mereka. Semasa mereka diseret untuk menerima balasan, mereka berkata: “Sekarang kami beriman…” tetapi pengakuan mereka yang demikian tidak ada gunanya kerana tempat beriman ialah di dunia, sedang mereka telah terpisah dari dunia dan tidak mungkin kembali lagi.

Dalam surah tersebut dijelaskan bahawa negeri Saba dikurniai Allah s.w.t dengan kemewahan, dengan tanah yang subur sehingga penduduknya hidup dengan aman makmur. Allah s.w.t berfirman yang bermaksud: “… (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun.” (Surah Saba: 15).

Namun, kerana ingkar kepada Allah s.w.t, penduduk Saba ditimpa azab berupa banjir besar yang menghancurkan negeri mereka. Kisah pengingkaran kaum Saba dan turunnya azab Allah s.w.t ini terjadi setelah Ratu Balqis mengikuti agama Nabi Sulaiman a.s.

Sebuah hadis sahih daripada Ibnu Abbas menjelaskan bahawa Rasulullah s.a.w pernah ditanya seseorang, yang bermaksuid: “Apakah Saba itu nama negeri atau nama seseorang?” Nabi menjawab, “Dia adalah manusia beranak sepuluh. Enam tinggal di Yaman dan empat di Syam. Yang di Yaman ialah Mudzhij, Kindah, Alazad, Asa’ariyum, Anmar dan Himyar. Yang di Syam adalah Lakham, Judzam, Amilah dan Ghassan.”

Nenek moyang mereka dikatakan berasal daripada kabilah-kabilah Arab Yaman. Asal kediaman mereka bernama Saba, kemudian menjadi nama negeri atau kerajaan dengan ibu kota Maarib.

Kerajaan Saba pernah dipimpin oleh seorang Ratu yang bernama Balqis. Kepimpinan Balqis menunjukkan bahawa seorang wanita boleh terlibat dan berperanan dalam mengelola pemerintahan. Balqis termasuk seorang Ratu yang bijaksana, suka berunding dan berdamai. Negeri Saba yang dipimpinnya disebut di dalam al-Quran sebagai negeri yang baik dengan Tuhan Yang Maha Pengampun (Surah Saba: 15), kerana Allah s.w.t telah mengurniai tanah Saba dengan lading-ladang yang amat subur.

Allah s.w.t melimpahkan rezeki-Nya kepada penduduk Saba dengan memberi mereka dua kumpulan kebun yang luas lagi amat subur. Namun kerana mereka tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan, Allah s.w.t menggantikan pohon-pohon di kebun itu dengan pohon yang berbuah pahit, iaitu pohon Asl dan Sidr. Asl adalah pohon yang berakar kuat sehingga sukar dicabut. Adapun pohon Sidr adalah pohon yang tidak mengenyangkan untuk dimakan.

Kisah negeri Saba dengan penduduknya merupakan petunjuk, pengajaran dan tanda akan nyatanya kekuasaan Allah s.w.t, sebagaimana firman-Nya: “… Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka…” (Surah Saba: 15).

Nikmat yang diberikan oleh Allah s.w.t tidak mereka syukuri, bahkan mereka menganiaya diri mereka sendiri dengan mengingkari seruan Allah s.w.t sehingga mereka diazab Allah s.w.t. Azab berupa banjir dan pohon berbuah pahit menjadi pengajaran berharga bagi kaum Saba.Nabi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

IKLAN